Posted on

Kisah Nelayan Yang Sabar Dan Selalu Berusaha

“Jedeeerrrr!!!!” Amir kaget mendengar suara gemuruh yang begitu besar ketika ia sedang termenung sendirian di depan teras rumahnya. Hujan deras mulai turun dengan sangat lebat, membuat Amir yang sedang berada di teras buru-buru untuk segera masuk kedalam rumahnya. Rumah berukuran kecil itu Amir tinggali bersama dengan kedua anak dan istrinya. walaupun rumah tersebut sebagian dibangun dengan semen dan sebagian lagi dengan bilik kayu, tetapi itu sudah cukup untuk Amir sekeluarga terhindar dari panasnya matahari dan guyuran hujan lebat.

“Sini nak, berbaring bersama ayah, agar kamu bisa lebih hangat” ujar Amir ketika ia masuk ke dalam rumah dan melihat kedua anaknya saling berebut selimut tipis dan using tersebut. Amir memeluk erat anaknya tersebut berharap anaknya bisa tidur dengan hangat dan rasa nyaman, walaupun tanpa selimut yang menutupi tubuh mereka. Sambil memeluk anaknya iya sedikit menyanyikan lagu pengantar tidur yang merdu sehingga membuat seluruh keluarganya dapat tertidur dengan pulas.

Pagi hari pun datang, matahari mulai menunjukkan cahayanya, “kukuruyuuukkkkkk” ayam tetangga nya mulai berkokok membangunkan Amir beserta istri tercintanya. Istrinya langsung bergegas pergi ke dapur untuk merebus beberapa Ubi kayu dan membuat secangkir kopi untuk sarapan mereka. Walaupun dengan menu yang sederhana, mereka tetap menyantap hidangan tersebut dengan rasa bersyukur dan tersenyum bahagia. Pagi hari itu Amir berbincang-bincang dengan istri tercintanya mengenai banyak hal, hal-hal sepele pun mereka ceritakan, agar mereka tetap menjalin komunikasi yang baik dan tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi.

Teras yang sedikit kotor terkena hujan lebat semalam itu merupakan tempat Amir bersantai-santai ria bersama Istrinya. Istrinya mulai membersihkan teras yang kotor menggunakan lap seadanya. “Istriku, apakah kamu butuh bantuan untuk membersihkan nya?” ujar Amir dengan suara yang lembut. Tetapi istrinya menolak, karena ia merasa bisa menyelesaikan nya sendirian, “Tidak usah pak, biar saya saja, saya bisa menyelesaikannya sendiri” sambil tersenyum melihat ke arah Amir.

Saat ini Amir berprofesi sebagai seorang Nelayan, dahulu ia bekerja sebagai anak buah seorang juragan yang memiliki kapal-kapal nelayan besar dan banyak. Sepuluh tahun ia bekerja sebagai nelayan sewaan demi membantu perekonomian keluarganya, agar ia bisa menghidupi seluruh keluarganya dengan layak dan berkecukupan. Ia mendapat upah tidak menentu tergantung dari tangkapan hasil laut yang ia peroleh bersama teman nelayannya. Tetapi suatu ketika badai menerjang pantai dan membuat Kapal-kapal juragan tersebut karam dan akhirnya membuat juragan tersebut bangkrut, karena tidak memiliki kapal lagi. Akibat hal itulah Amir kehilangan pekerjaannya dan membuat ia tidak bisa bekerja lagi.

Selama hampir sebulan lebih ia mengajukan pekerjaan kepada beberapa Juragan Nelayan, tetapi kerja kerasnya belum menunjukkan hasil. Akhirnya ia memberanikan diri mencoba untuk beralih profesi sebagai kuli panggul ikan di Pasar Ikan di Pelabuhan dekat dengan rumahnya, agar ada penghasilan yang masuk demi bisa membelikan makanan untuk anak dan istrinya.

“Bu, bapak pergi ke pasar dulu ya, sudah mulai siang” ujar Amir dengan tergesa-gesa meninggalkan rumahnya. “iya pak hati-hati” istrinya berkata dengan penuh kasih sayang.

Setiap langkah yang Amir pijak, ia selalu berdoa agar usahanya hari ini lancar dan bisa mendapatkan banyak uang untuk diberikan kepada keluarganya. “Ya tuhan, semoga hari ini saya bisa mendapatkan uang yang lumayan banyak, agar hari ini saya bisa membawakan makanan yang enak untuk putra dan putri kecil saya dirumah”, ujar Amir sambil berjalan menuju Pasar ikan tempatnya bekerja sebagai kuli panggul.

Sebenarnya ia sangat mencintai profesinya sebagai nelayan, tetapi karena ia belum bisa mendapatkan juragan yang baru serta tidak memiliki modal untuk membeli kapal ikan yang harganya bahkan tidak sanggup ia bayangkan, mengakibatkan ia agak sedikit berkecil hati dan akhirnya untuk sementara waktu bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Ikan.

Ingin tau kisah selanjutnya mengenai Pak Amir? yuk klik link berikut https://www.yonk.io/

Next: Episode 1 | Episode 2 | Episode 3 | Episode 4